Kamis, 30 Oktober 2025
Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan
Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan

Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan

Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan
Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan

Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak 4 Kecamatan Yang Sampai Saat Ini Juga Belum Mengalami Penyurutan. Selamat siang, Indonesia, dan salam keprihatinan khusus untuk warga di sana!  Biasanya, liburan sepekan adalah kabar gembira. Tapi di sana saat ini, sepekan justru menjadi durasi penderitaan yang tak kunjung usai. Terlebih kita sedang tidak berbicara tentang genangan air biasa yang surut dalam hitungan jam. Namun melainkan situasi darurat di mana air bah enggan pergi setelah tujuh hari penuh. Dan kondisi ini telah menjerat puluhan ribu nyawa dalam kesulitan. Bayangkan, ada 40 ribu jiwa dari empat kecamatan yang kesehariannya kini terpaksa beradaptasi di tengah kepungan air. Mari kita simak laporan mendalam mengenai Banjir Semarang Sepekan ini.

Mengenai ulasan tentang Banjir Semarang Sepekan: 40 ribu jiwa terdampak 4 kecamatan telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Berlangsung Selama Lebih Dari Satu Minggu

Banjir yang melanda Kota Semarang telah berlangsung lebih dari satu minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda surut secara signifikan. Kondisi ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Semarang. Dan juga sekitarnya sejak sekitar 22 Oktober 2025, yang menyebabkan genangan air bertahan lama di sejumlah titik. Fenomena ini tidak hanya di sebabkan oleh hujan deras. Akan tetapi juga oleh kombinasi faktor topografi, drainase yang kurang optimal. Serta kondisi pasang air laut (rob) yang memperlambat aliran air menuju laut. Dalam rentang waktu lebih dari tujuh hari tersebut, sejumlah wilayah masih terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 90 sentimeter. Terutama di daerah rawan banjir seperti Kaligawe, Genuk, Pedurungan, dan Tlogosari. Meski sempat ada penurunan genangan pada beberapa hari tertentu. Kemudian juga hujan susulan kembali memperburuk situasi dan membuat proses surut menjadi lebih lambat. Dan kondisi yang berkepanjangan ini mengakibatkan aktivitas masyarakat lumpuh.

Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak Di 4 Kecamatan Yang Memilukan

Kemudian juga masih membahas Banjir Semarang Sepekan: 40 Ribu Jiwa Terdampak Di 4 Kecamatan Yang Memilukan. Dan fakta lainnya adalah:

Hujan Deras Mengguyur Sejak Sekitar 22 Oktober 2025

Bencana banjir besar yang melanda berawal dari hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak sekitar tanggal 22 Oktober 2025. Curah hujan tinggi terjadi hampir setiap hari, terutama pada sore hingga malam hari. Dan juga berlangsung dalam durasi yang cukup lama. Kondisi ini menyebabkan sistem drainase kota tidak mampu menampung volume air yang berlebihan. Sehingga genangan cepat meluas ke berbagai kawasan padat penduduk. Menurut data BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, intensitas hujan pada periode tersebut mencapai kategori “sangat lebat”. Terlebihnya dengan curah lebih dari 100 mm per hari di beberapa titik. Fenomena ini merupakan dampak dari aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO). Dan gelombang Rossby ekuatorial. Serta yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian utara. Selain itu, angin monsun barat mulai aktif lebih awal dari biasanya.

Kemudian membawa uap air hangat dari Samudra Hindia menuju pesisir utara Jawa. Dan memperparah potensi hujan ekstrem. Hujan yang terus menerus sejak tanggal 22 Oktober juga membuat sungai-sungai utama di Semarang. Tentunya seperti Kali Tenggang, Banjir Kanal Timur, dan Banjir Kanal Barat, meluap. Debit air meningkat tajam hingga melewati kapasitas normal aliran. Dan juga menyebabkan air melimpas ke permukiman sekitar. Beberapa daerah dataran rendah seperti Genuk, Pedurungan, Gayamsari, dan Kaligawe menjadi wilayah paling terdampak karena letaknya yang dekat. Serta dengan pantai dan memiliki ketinggian tanah rendah. Selain hujan dari atmosfer lokal, faktor eksternal juga memperburuk situasi. Pada periode yang sama, air laut pasang (rob) meningkat dan memperlambat aliran air dari darat ke laut. Akibatnya, air hujan yang seharusnya mengalir melalui kanal-kanal kota tertahan dan menumpuk di pesisir. Hal ini membuat genangan bertahan lebih lama.

Semarang Darurat Banjir: Sepekan Belum Surut, 40 Ribu Warga Terdampak

Selain itu, masih membahas Semarang Darurat Banjir: Sepekan Belum Surut, 40 Ribu Warga Terdampak. Dan fakta lainnya adalah:

Salah Satu Titik Terdampak Adalah Di Kawasan Kaligawe, Kecamatan Genuk

Hal ini adalah Kawasan Kaligawe, yang terletak di Kecamatan Genuk. Kawasan ini di kenal sebagai zona langganan banjir. Karena posisinya berada di dataran rendah dan berdekatan langsung dengan garis pantai utara Jawa. Kondisi geografis tersebut membuat daerah Kaligawe sangat rentan terhadap kombinasi antara curah hujan tinggi. Kemudian juga luapan sungai, dan rob (air pasang laut). Sejak hujan deras mengguyur Semarang pada 22 Oktober 2025, Kaligawe menjadi salah satu titik pertama yang tergenang air. Awalnya, genangan setinggi 20–30 sentimeter mulai muncul di sepanjang Jalan Raya Kaligawe. Terutama di sekitar kawasan industri dan perumahan penduduk. Namun dalam beberapa hari, ketinggian air meningkat drastis hingga mencapai 80–90 sentimeter. Bahkan menutupi sebagian besar badan jalan nasional yang menghubungkan Semarang–Demak melalui jalur Pantura.

Akibatnya, akses transportasi dan distribusi logistik nasional terganggu berat. Banyak kendaraan, terutama truk dan bus, terpaksa berhenti berjam-jam. Karena tidak dapat melintas. Selain itu, sejumlah kendaraan roda dua mogok karena mesin terendam air. Kondisi tersebut juga berdampak pada aktivitas ekonomi. Terlebih di Kaligawe merupakan jalur vital menuju kawasan industri besar dan pelabuhan Tanjung Emas. Selain gangguan lalu lintas, ratusan rumah warga di sekitar Kaligawe dan Genuk ikut terendam. Air memasuki permukiman dengan cepat. Karena sistem drainase tidak mampu menampung debit air hujan yang terus mengalir dari wilayah hulu. Beberapa warga memilih tetap bertahan di rumah dengan meninggikan barang-barang. Sementara yang lain mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Tentunya seperti masjid, sekolah, atau balai kelurahan yang di jadikan posko darurat. Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan telah di kerahkan untuk membantu, memasang pompa portabel. Dan mengevakuasi penduduk lanjut usia.

Semarang Darurat Banjir: Sepekan Belum Surut, 40 Ribu Warga Terdampak Yang Kian Memprihatinkan

Selanjutnya juga masih membahas Semarang Darurat Banjir: Sepekan Belum Surut, 40 Ribu Warga Terdampak Yang Kian Memprihatinkan. Dan fakta lainnya adalah:

Data Sementara Sebanyak 39.405 Jiwa Yang Terdampak

Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 39.405 jiwa atau sekitar 29.772 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh banjir. Terlebih yang melanda sejumlah wilayah kota sejak 22 Oktober 2025. Angka ini mencerminkan skala dampak yang sangat luas. Dan juga menunjukkan bahwa banjir tersebut bukan hanya insiden lokal, melainkan bencana kota berskala besar. Sebaran warga terdampak meliputi empat kecamatan utama, yaitu Genuk, Pedurungan, Gayamsari, dan Semarang Timur. Daerah-daerah tersebut di kenal memiliki kepadatan penduduk tinggi. Serta kondisi tanah rendah yang mudah tergenang. Di antara keempatnya, Kecamatan Genuk menjadi wilayah paling parah. Karena menampung air dari aliran Banjir Kanal Timur sekaligus terkena dampak rob dari pantai utara. Meskipun sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing, ratusan jiwa harus mengungsi. Sementara ke sejumlah posko darurat karena rumah mereka terendam hingga setinggi 70–90 sentimeter.

BPBD bersama Dinas Sosial dan relawan mendirikan pos pengungsian di balai kelurahan, masjid. Dan gedung sekolah yang masih aman dari genangan. Banjir ini tidak hanya berdampak pada tempat tinggal, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan pendidikan warga. Banyak toko, bengkel, serta warung di kawasan Genuk dan Pedurungan tidak dapat beroperasi karena akses jalan terputus. Anak-anak juga kesulitan mengikuti kegiatan belajar karena beberapa sekolah terendam atau di gunakan sebagai posko evakuasi. Selain itu, ribuan pekerja di kawasan industri Kaligawe tidak dapat berangkat kerja akibat kendaraan mereka terjebak banjir. Di sisi lain, pemerintah mencatat adanya risiko kesehatan meningkat. Tentunya seperti penyakit kulit, ISPA, dan diare. Karena genangan air yang kotor dan berlangsung lama. Dinas Kesehatan Kota Semarang telah menurunkan tim medis keliling.

Jadi itu dia beberapa fakta 40 ribu jiwa terdampak di 4 kecamatan dari Banjir Semarang Sepekan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait