Senin, 10 November 2025
Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal
Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal

Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal

Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal
Festival Budaya Garut 2025 Siap Menarik Wisatawan Lokal

Festival Budaya Garut 2025, sebuah perhelatan akbar yang tidak hanya menampilkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi strategi pemerintah daerah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Dengan tema “Garut Ngamumule Budaya”, festival ini hadir lebih meriah, lebih inklusif, dan lebih strategis dari tahun-tahun sebelumnya.

Festival Budaya Garut 2025 mengangkat filosofi luhur dalam tema “Garut Ngamumule Budaya”, yang secara harfiah berarti Garut menjaga dan melestarikan budaya. Filosofi ini lahir dari kesadaran kolektif bahwa budaya bukan hanya warisan, melainkan jati diri yang perlu terus di rawat, di transformasikan, dan di wariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks itu, panitia merancang festival sebagai ruang ekspresi budaya yang terbuka, inklusif, dan partisipatif. Tidak hanya seni pertunjukan, festival ini juga menampilkan budaya dalam bentuk ritual adat, kuliner tradisional, produk kerajinan, hingga permainan rakyat.

Salah satu contoh penting adalah pelaksanaan prosesi adat “Ngabungbang”, sebuah upacara pembersihan diri secara spiritual yang di gelar di Situ Cangkuang sebagai simbol awal festival. Festival ini juga berupaya menjembatani antara nilai-nilai tradisi dengan dinamika modernitas. Sejumlah pertunjukan di kemas dalam bentuk kolaborasi lintas generasi dan lintas disiplin seni. Ada pertunjukan kolosal yang menggabungkan wayang golek dengan video mapping, ada juga parade busana adat yang di rancang oleh desainer muda dengan pendekatan kontemporer.

Festival Budaya Garut 2025 tidak hanya menampilkan budaya Sunda, festival juga mengundang partisipasi seni dari luar daerah dalam program “Tamu Budaya”. Tahun ini, delegasi dari Banyuwangi dan Minangkabau tampil membawakan tarian khas mereka sebagai bentuk pertukaran budaya antardaerah. Pertunjukan lintas daerah ini menambah kekayaan warna dan memperkuat semangat kebhinekaan dalam festival.

Pertunjukan Seni Spektakuler Festival Budaya Garut 2025 : Dari Panggung Tradisional Hingga Digital

Pertunjukan Seni Spektakuler Festival Budaya Garut 2025 : Dari Panggung Tradisional Hingga Digital lebih dari 150 pertunjukan seni selama tujuh hari, meliputi tari tradisional, pertunjukan teater rakyat, musik etnik, serta pertunjukan kontemporer yang terinspirasi dari budaya Sunda. Setiap hari akan berlangsung minimal 20 acara dengan lokasi tersebar di enam zona utama: Zona Panggung Rakyat, Zona Budaya Anak, Zona Pasanggiri, Zona Religi, Zona Kuliner Tradisional, dan Zona Digital.

Panggung utama di Alun-Alun Garut akan menjadi pusat pertunjukan pembukaan dan penutupan. Di sinilah tari kolosal “Sasakala Lembur Kuring” akan di tampilkan oleh 300 penari dari sanggar seni di Garut. Tarian ini mengisahkan asal-usul masyarakat Garut dalam perspektif mitologi Sunda. Tak hanya menjadi tontonan visual yang megah, pertunjukan ini juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya merawat alam dan budaya.

Festival ini juga menghadirkan kompetisi rampak kendang, pencak silat antarpesantren, serta pertunjukan cerita rakyat yang diperankan oleh anak-anak sekolah dasar. Di kawasan digital, para pengunjung dapat menyaksikan pemutaran film dokumenter budaya, pameran foto digital, dan pengalaman VR (Virtual Reality) interaktif yang mengenalkan tempat-tempat bersejarah di Garut.

Salah satu pertunjukan paling di nanti adalah kolaborasi antara kelompok seni calung modern dengan DJ lokal. Mereka akan membawakan musik tradisional yang di kolaborasikan dengan beat elektronik, menjembatani selera musik antar generasi. Kolaborasi ini tidak hanya menghibur tetapi juga membuka ruang kreativitas baru dalam pelestarian seni tradisi.

Program pertunjukan juga melibatkan pelajar dan mahasiswa. Universitas Garut menampilkan teater musikal berjudul “Lembur Nu Hilang”, yang menceritakan desa fiktif yang terancam punah budayanya akibat urbanisasi. Pertunjukan ini berhasil memancing diskusi serius di kalangan anak muda tentang pentingnya merawat akar budaya di tengah arus globalisasi.

Dampak Ekonomi Dan Peluang UMKM Lokal

Dampak Ekonomi Dan Peluang UMKM Lokal lebih dari 300 pelaku UMKM akan ikut serta dalam festival ini. Dengan membuka stan produk di area khusus yang tersebar di kawasan alun-alun, area Situ Bagendit, dan jalur pedestrian Cipanas.

Produk yang di tawarkan sangat beragam, mulai dari makanan tradisional (seperti dodol Garut, opak, burayot), pakaian dan aksesoris etnik, hingga kerajinan tangan berbahan bambu, rotan, dan batik Garutan. Untuk memperluas pasar, panitia juga menggandeng platform e-commerce lokal dan nasional agar produk-produk ini bisa di akses secara daring oleh masyarakat luas.

Dalam pernyataannya, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Garut, Hj. Lina Rahayu, menyebut bahwa festival ini menargetkan transaksi senilai Rp 10 miliar dalam sepekan. “Tahun ini kami tidak hanya menyediakan tempat berjualan, tetapi juga pelatihan pra-event tentang pemasaran digital, packaging, dan akses pembiayaan dari BPR maupun koperasi,” ujar Lina.

Hotel, penginapan, rumah makan, dan transportasi lokal juga mengalami lonjakan permintaan. Menurut data dari Dinas Pariwisata, tingkat okupansi hotel di Garut selama festival sudah mencapai 90%, bahkan banyak wisatawan yang memilih tinggal di homestay atau rumah warga di sekitar lokasi acara.

Tidak hanya dampak jangka pendek, Pemkab Garut berharap festival ini dapat menciptakan efek jangka panjang. Berupa peningkatan kunjungan wisata, pengembangan desa wisata baru, serta penyerapan tenaga kerja lokal. Pemerintah juga tengah menyiapkan rencana induk pengembangan ekonomi kreatif pasca festival agar momentum ini bisa berkelanjutan.

Dalam festival ini juga terdapat program “UMKM Goes to School” dan “UMKM Digital Bootcamp” yang mengajak siswa dan mahasiswa mengenal serta mempromosikan produk lokal di media sosial mereka. Program ini tidak hanya meningkatkan literasi digital pelaku usaha, tetapi juga membangun jejaring pasar yang lebih luas.

Harapan Dan Strategi Keberlanjutan Festival

Harapan Dan Strategi Keberlanjutan Festival, melainkan bagian dari strategi besar pembangunan berbasis kebudayaan. Pemerintah Kabupaten Garut telah memasukkan festival ini ke dalam kalender tetap pariwisata tahunan. Sekaligus sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di sektor budaya.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa pelestarian budaya harus berbasis komunitas dan inklusif. “Kita tidak bisa mengandalkan hanya dinas. Komunitas, tokoh adat, pemuda, hingga sekolah harus dilibatkan. Maka dalam festival ini, kami libatkan semua,” kata Rudy.

Ke depan, Pemkab Garut berencana menjadikan festival ini sebagai ajang tingkat nasional. Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun sudah disiapkan, termasuk kemungkinan masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara. Festival ini juga akan dibina dalam hal manajemen event, pengemasan konten, serta sistem pelaporan dampak secara periodik.

Sebagai strategi keberlanjutan, Pemkab juga akan membangun pusat pelatihan budaya di kawasan Tarogong Kidul. Pusat ini akan menjadi tempat latihan seni, inkubasi UMKM kreatif, hingga galeri budaya digital. Selain itu, Pemkab menggandeng perguruan tinggi di Garut untuk melakukan riset dan dokumentasi budaya secara rutin.

Langkah penting lainnya adalah digitalisasi konten budaya. Seluruh dokumentasi pertunjukan akan diunggah ke platform “Garut Culture Hub” yang tengah dikembangkan oleh Diskominfo. Platform ini memungkinkan masyarakat mengakses video, artikel, katalog UMKM, hingga peta wisata budaya dalam satu tempat.

Dengan komitmen yang kuat, sinergi berbagai pihak, serta antusiasme masyarakat yang tinggi, Festival Budaya Garut 2025. Diyakini tidak hanya menjadi magnet wisatawan lokal, tetapi juga tonggak penting dalam membangun identitas budaya daerah. Festival ini adalah cerminan bahwa budaya hidup dan tumbuh bersama masyarakatnya — dan Garut telah memilih jalan itu dengan bangga adanya Festival Budaya Garut 2025.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait