Rabu, 24 September 2025
Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR
Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR

Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR

Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR
Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR

Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR Yang Menjadi Situasi Menegangkan Dalam Babak 28 Agustus Ini. Halo semua. Tentu gelombang protes mahasiswa kembali menggema di ibu kota. Kemudian juga menandai kelanjutan dari demonstrasi yang telah berlangsung. Namun, kali ini, tensi di depan Gedung DPR RI tampak meningkat drastis. Apa yang semula merupakan aksi damai, kini berubah menjadi adegan yang menegangkan. Mahasiswa, yang merasa aspirasinya tak di dengar. Kemudian juga yang mencoba mengambil langkah yang lebih ekstrem. Mereka terlihat berupaya mendobrak pintu pagar Gedung DPR, sebuah simbol perlawanan yang jelas terhadap ketidakmauan wakil rakyat untuk menemui mereka. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa. Namun melainkan cerminan dari frustrasi yang memuncak. Serta yang mereka yakini layak mendapatkan perhatian langsung dari para anggota dewan. Kita akan mengulas lebih dalam Demo Berlanjut 28 Agustus.

Mengenai ulasan tentang Demo Berlanjut, mahasiswa coba dobrak pintu DPR telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Penggabungan Mahasiswa Dalam Aksi

Aksi lanjutan pada 28 Agustus 2025 di depan Gedung DPR/MPR tidak hanya melibatkan massa buruh. Dan juga melibatkan serikat pekerja. Akan tetapi juga disebut akan di ikuti oleh elemen mahasiswa. Kehadiran mahasiswa dalam aksi ini muncul melalui seruan Forum AKSI. Kemudian juga dengan sejumlah kelompok kampus yang menyatakan siap bergabung. Alasan penggabungan mereka cukup beragam. Mulai dari solidaritas terhadap tuntutan buruh hingga membawa agenda sendiri. Contohnya seperti penurunan tunjangan DPR, pembubaran lembaga tertentu. Serta juga dengan desakan agar pejabat negara, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dan juga yang termasuk Gibran Rakabuming Raka, lengser dari jabatannya. Kehadiran mahasiswa memperkuat kesan bahwa gelombang protes tidak hanya datang dari kalangan buruh. Namun hal ini melainkan juga dari generasi muda yang merasa terdampak kebijakan negara. Secara organisasi, mahasiswa biasanya bergerak lewat jaringan BEM. Dan forum lintas kampus, maupun komunitas.

Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR 28 Agustus Ini

Kemudian juga masih membahas fakta Demo Berlanjut, Mahasiswa Coba Dobrak Pintu DPR 28 Agustus Ini. Dan fakta lainnya adalah:

Pembubaran Danantara

Ia adalah lembaga investasi strategis milik negara yang di luncurkan pada Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. Tentunya juga dengan tujuan mengonsolidasikan dan mengelola aset-aset BUMN secara terpusat. Dan juga lembaga ini disebut sebagai super holding BUMN yang membawahi perusahaan-perusahaan besar. Contohnya seperti Bank Mandiri, BRI, Telkom, PLN, hingga Pertamina, dengan model yang mirip Temasek di Singapura. Melalui Danantara, pemerintah ingin menciptakan efisiensi. Kemudian juga dengan membuka peluang investasi yang lebih besar di tingkat global. Namun, sejak awal kemunculannya, Danantara menuai kritik tajam, terutama dari kalangan mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil. Kritik tersebut berfokus pada minimnya transparansi. Terlebih misalnya ketika peluncurannya, akses media untuk meliput penuh pidato Presiden di batasi. Sehingga menimbulkan kecurigaan publik. Selain itu, banyak pihak menilai Danantara berisiko besar menimbulkan konflik kepentingan.

Karena tidak ada mekanisme pengawasan yang jelas dan independen. Dalam gelombang protes “Indonesia Gelap” hingga aksi lanjutan pada 28 Agustus. Dan juga mahasiswa mengusung tuntutan agar Danantara dib bubarkan. Bagi mereka, lembaganya di anggap problematis karena bisa membuka peluang moral hazard. Terlebihnya di mana aset publik yang seharusnya berorientasi pada pelayanan masyarakat justru di arahkan. Karena hal ini untuk kepentingan komersial tanpa kontrol yang kuat. Mahasiswa juga menyoroti potensi Danantara menjadi instrumen politik yang dapat di gunakan untuk mengonsolidasikan kekuasaan melalui aset negara. Oleh karena itu, seruan pembubaran Danantara menjadi salah satu simbol perlawanan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Ia adalah lembaga pengelola investasi negara yang lahir dari kebutuhan konsolidasi BUMN. Dan pembiayaan proyek strategis. Namun, dalam perspektif mahasiswa yang terlibat aksi protes awal tahun 2025. Oleh karena itu, tuntutan membubarkan Danantara tidak semata-mata datang dari penolakan terhadap investasi strategis.

Situasi Memanas, Rombongan Mahasiswa Nekat Dobrak Gerbang DPR

Selain itu, masih membahas Situasi Memanas, Rombongan Mahasiswa Nekat Dobrak Gerbang DPR. Dan fakta lainnya adalah:

Penurunan Tunjangan Anggota DPR

Hal ini menjadi salah satu poin penting yang di angkat mahasiswa dalam gelombang aksi lanjutan 28 Agustus 2025. Tuntutan ini tidak muncul secara tiba-tiba. Namun melainkan berakar dari keresahan publik atas besarnya fasilitas. Dan juga tunjangan yang di terima anggota DPR. Terutama di tengah situasi ekonomi yang di anggap sulit bagi masyarakat luas. Anggota DPR di Indonesia selain menerima gaji pokok. Serta juga memperoleh berbagai jenis tunjangan, mulai dari tunjangan jabatan, tunjangan kehormatan, tunjangan komunikasi. Kemudian juga dengan biaya perjalanan dinas, hingga fasilitas rumah dinas dan kendaraan dinas. Jika di akumulasi, jumlah yang di terima setiap anggota DPR. Terlebih yang bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Bahkan melebihi rata-rata penghasilan pejabat publik lain. Fakta inilah yang sering menjadi sorotan. Karena di anggap tidak sebanding dengan kualitas kerja legislatif. Serta yang kerap dik ritik minim produktivitas.

Kemudian sering absen sidang. Ataupun hanya menghasilkan sedikit undang-undang yang benar-benar relevan dengan kebutuhan rakyat. Dalam aksi 28 Agustus, mahasiswa menempatkan tuntutan penurunan tunjangan DPR sebagai bentuk protes simbolis terhadap ketimpangan. Bagi mereka, di saat buruh memperjuangkan upah layak dan masyarakat kecil kesulitan akibat kenaikan biaya hidup. Dan para wakil rakyat justru menikmati fasilitas berlebihan dari uang negara. Mahasiswa menilai bahwa DPR seharusnya menjadi teladan penghematan dan efisiensi. Namun bukan justru menjadi lembaga yang menguras APBN melalui pos belanja tunjangan. Selain itu, isu tunjangan juga menjadi simbol kekecewaan terhadap praktik politik yang di nilai elitis. Dengan mendesak penurunan tunjangan, mahasiswa sebenarnya tidak hanya bicara soal angka nominal. Akan tetapi juga soal akuntabilitas, moralitas, dan kepantasan pejabat publik di hadapan rakyat. Tuntutan ini di perkuat oleh fakta-fakta dalam aksi sebelumnya.

Situasi Memanas, Rombongan Mahasiswa Nekat Dobrak Gerbang DPR Dengan Berbagai Tuntunan Mereka

Selanjutnya juga masih membahas Situasi Memanas, Rombongan Mahasiswa Nekat Dobrak Gerbang DPR Dengan Berbagai Tuntunan Mereka. Dan fakta lainnya adalah:

Lengserkan Menteri Keuangan Sri Mulyani

Dalam aksi lanjutan 28 Agustus 2025, selain menuntut penurunan tunjangan DPR dan pembubaran Danantara. Dan mahasiswa juga membawa seruan agar Menteri Keuangan Sri Mulyani di lengserkan dari jabatannya. Tuntutan ini lahir dari berbagai faktor yang telah lama mengemuka. Tentunya terutama terkait kebijakan fiskal dan peran Sri Mulyani dalam mengelola keuangan negara. Sri Mulyani di kenal sebagai sosok teknokrat yang sudah lama menjabat di posisi strategis. Baik di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo. Dan kemudian masih di pertahankan oleh Presiden Prabowo Subianto. Reputasinya di level internasional cukup kuat. Tentunya terutama ketika ia menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Namun, di dalam negeri. Kemudian namanya sering menjadi sasaran kritik karena kebijakan fiskal yang di nilai tidak berpihak pada masyarakat kecil.

Beberapa kebijakan yang sering di kritik mahasiswa dan kelompok sipil antara lain:

  • Kebijakan pajak dan tarif yang di anggap memberatkan masyarakat, sementara pengawasan terhadap penghindaran pajak oleh korporasi besar di nilai lemah.
  • Pengelolaan utang negara yang meningkat tajam, memunculkan kekhawatiran generasi muda akan menanggung beban fiskal di masa depan.
  • Prioritas anggaran yang menurut pengkritik lebih banyak di arahkan untuk menutup defisit atau program strategis besar pemerintah, sementara sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat sering di anggap belum cukup mendapat perhatian.

Jadi itu dia fakta-fakta mengenai mahasiswa dobrak pintu DPR terkait dari Demo Berlanjut.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait