Kamis, 30 Oktober 2025
Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang
Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang

Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang

Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang
Iran Sebut Serangan Israel Sebagai Deklarasi Perang

Iran Sebut Serangan Israel, dunia di kejutkan oleh laporan mengenai serangan udara besar-besaran yang di lancarkan oleh Israel terhadap berbagai lokasi strategis di wilayah Iran. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang selama beberapa tahun terakhir memang berada dalam kondisi saling curiga, terutama menyangkut program nuklir Iran. Operasi militer Israel tersebut menargetkan fasilitas nuklir di Natanz dan Arak, serta markas pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC) di Teheran dan Isfahan. Selain itu, laporan menyebutkan bahwa beberapa tokoh penting militer Iran turut menjadi korban dalam serangan tersebut.

Menteri Pertahanan Iran dalam konferensi pers menyebut bahwa Israel telah melanggar kedaulatan negara dan menyerang wilayah mereka tanpa deklarasi perang, sebuah tindakan yang dalam hukum internasional di kategorikan sebagai kejahatan agresi. Dalam laporan yang di sampaikan ke Dewan Keamanan PBB, Iran menguraikan kerusakan yang di timbulkan oleh serangan itu, baik dari sisi infrastruktur, korban jiwa, maupun dampak psikologis terhadap warga sipil.

Kronologi yang di susun oleh pemerintah Iran menunjukkan bahwa serangan berlangsung dalam tiga gelombang. Gelombang pertama menyasar sistem radar dan pertahanan udara, gelombang kedua mengincar fasilitas riset dan peluncuran nuklir, sementara gelombang ketiga menghantam barak militer dan pusat komando IRGC. Beberapa ledakan besar terdengar hingga radius puluhan kilometer, dan video amatir dari warga menunjukkan kobaran api yang membumbung tinggi di langit malam.

Iran Sebut Serangan Israel ini tidak hanya mengguncang Iran, tetapi juga menimbulkan keprihatinan internasional. Sekretaris Jenderal PBB menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menempuh jalur diplomatik. Namun, dengan adanya korban dari pihak militer dan sipil, Iran tidak tinggal diam. Pemerintah menyatakan bahwa Israel kini secara resmi telah membuka jalan menuju konflik terbuka dan menyebut tindakan tersebut sebagai deklarasi perang.

Pernyataan Resmi Iran Sebut Serangan Israel: ‘Ini adalah Perang’

Pernyataan Resmi Iran Sebut Serangan Israel: ‘Ini adalah Perang’, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, tampil di televisi nasional dan menyampaikan pidato keras yang di siarkan secara langsung. Dalam pidatonya, Khamenei menyebut bahwa Israel telah melewati batas terakhir dan bahwa serangan ini bukan lagi tindakan sabotase atau operasi intelijen seperti yang sering terjadi sebelumnya, melainkan sebuah aksi militer penuh yang setara dengan deklarasi perang.

“Dengan ini, kami menyatakan bahwa Iran kini berada dalam kondisi siaga tempur penuh. Musuh telah menyerang kami secara langsung, dan kami akan membalas sesuai dengan prinsip-prinsip pertahanan kami,” tegas Khamenei dalam pidatonya.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, turut menyampaikan sikap serupa dalam konferensi pers bersama Panglima Militer Iran dan Menteri Luar Negeri. Raisi menegaskan bahwa semua opsi kini ada di atas meja, termasuk respons militer langsung ke wilayah Israel. Ia juga menginstruksikan seluruh unit militer, termasuk Garda Revolusi dan milisi Basij, untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Pernyataan dari Majelis Ulama Iran, sebuah badan tertinggi dalam keagamaan dan politik, juga memperkuat posisi negara bahwa pembalasan adalah kewajiban moral dan spiritual. Dalam surat terbuka kepada umat Islam di seluruh dunia, mereka menyerukan solidaritas melawan apa yang mereka sebut sebagai ‘penjajahan zionis modern.’

Kementerian Luar Negeri Iran langsung mengirimkan nota diplomatik ke PBB dan mengajukan permintaan sidang darurat di Dewan Keamanan. Dalam dokumen resmi tersebut, Iran menuduh Israel melanggar Piagam PBB pasal 2 ayat 4, yang melarang penggunaan kekuatan terhadap kedaulatan negara lain.

Respon domestik terhadap pidato Khamenei sangat besar. Rakyat Iran, dalam jumlah ribuan, turun ke jalan dengan membawa bendera nasional dan poster bertuliskan “Balas Serangan Israel!” Demonstrasi tersebut berlangsung damai, namun menunjukkan bahwa masyarakat siap mendukung kebijakan pemerintah dalam menghadapi situasi ini.

Reaksi Dunia Internasional: Antara Keprihatinan Dan Dukungan Terselubung

Reaksi Dunia Internasional: Antara Keprihatinan Dan Dukungan Terselubung konflik Iran-Israel terbagi dalam dua kutub utama. Di satu sisi, negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, dan sebagian besar dunia Islam mengutuk tindakan Israel dan menyatakan solidaritas terhadap Iran. Di sisi lain, sekutu tradisional Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa menyatakan bahwa Israel memiliki hak membela diri, meskipun menyerukan agar tidak terjadi konflik yang lebih luas.

Rusia, melalui Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan unilateral yang bisa menghancurkan stabilitas kawasan. Rusia juga menyerukan gencatan senjata segera dan menawarkan diri sebagai mediator jika di perlukan. Tiongkok menyatakan keprihatinan mendalam dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak guna mencegah terjadinya perang besar-besaran.

Negara-negara Teluk seperti Qatar dan Oman juga menyampaikan keprihatinan dan menyerukan dialog. Namun, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memilih bersikap netral dan tidak mengeluarkan pernyataan resmi. Turki, di sisi lain, menyatakan bahwa Israel telah melanggar hukum internasional dan menyerukan boikot ekonomi terhadap Israel.

Amerika Serikat dalam pernyataannya menyebut bahwa mereka tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut, namun menegaskan komitmen mereka untuk melindungi sekutu-sekutunya di kawasan. Menteri Luar Negeri AS menyatakan bahwa situasi ini sangat kompleks dan bahwa Washington akan berusaha mencegah eskalasi lebih lanjut.

PBB mengadakan sidang darurat dan sejumlah anggota Dewan Keamanan menyerukan pembentukan tim investigasi internasional untuk mengkaji apakah serangan Israel melanggar hukum perang. Namun, perbedaan pendapat di antara anggota tetap membuat resolusi belum juga di capai.

Organisasi-organisasi HAM internasional, seperti Human Rights Watch dan Amnesty International. Meminta semua pihak menghindari korban sipil dan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan. Mereka juga mengingatkan bahwa konflik bersenjata dapat memperburuk krisis pengungsi dan menyebabkan bencana kemanusiaan baru di kawasan Timur Tengah.

Iran Bersiap Membalas: Skenario Militer Dan Strategi Regional

Iran Bersiap Membalas: Skenario Militer Dan Strategi Regional bahwa serangan Israel. Adalah deklarasi perang, Iran kini berada dalam mode operasi siaga penuh. Militer Iran, termasuk unit Pasukan Quds dan Garda Revolusi, telah mulai memobilisasi kekuatan mereka di berbagai perbatasan. Laporan dari dalam negeri menunjukkan bahwa sistem rudal anti-serangan udara telah di aktifkan. Di berbagai wilayah strategis seperti Teheran, Bandar Abbas, dan Mashhad.

Media pemerintah Iran mengabarkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas militer di pangkalan-pangkalan dekat Teluk Persia. Armada kapal perang Iran juga mulai melakukan patroli aktif di Selat Hormuz, mengisyaratkan potensi. Blokade jalur perdagangan minyak dunia jika konflik semakin memanas. Hal ini memicu lonjakan harga minyak mentah global.

Iran juga memperkuat komunikasi dengan kelompok-kelompok aliansi di wilayah seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman. Para analis menilai bahwa Iran bisa saja menggunakan proxy atau sekutu regionalnya untuk meluncurkan. Serangan tidak langsung terhadap Israel atau kepentingan Barat di Timur Tengah. Skenario ini mengingatkan pada pola konflik asimetris yang telah terjadi sebelumnya.

Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan perang terbuka, tetapi siap jika di paksa. Kementerian Pertahanan mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut bahwa setiap serangan balasan akan di rancang secara “proporsional, strategis, dan menghukum.” Sementara itu, lembaga think tank militer di Teheran merilis laporan analisis yang menunjukkan beberapa skenario respons. Termasuk serangan rudal balistik jarak menengah ke basis militer Israel.

Pada saat yang sama, Iran terus melakukan pendekatan diplomatik ke negara-negara sekutunya. Seperti Rusia, Suriah, dan Venezuela untuk menyusun dukungan politik dan logistik. Beberapa sumber menyebut bahwa Iran juga telah melakukan koordinasi dengan Tiongkok mengenai potensi dampak ekonomi dan jalur pasokan energi.

Dengan seluruh dinamika ini, kawasan Timur Tengah kembali menjadi titik api global. Dunia kini menantikan apakah jalan diplomasi masih terbuka. Atau apakah konflik berskala besar tidak bisa lagi dihindari setelah Iran Sebut Serangan Israel.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait