Site icon BeritaPopuler24

Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran

Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran
Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran

Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran Yang Tak Bisa Di Anggap Sepele Dengan Berbagai Faktornya. Halo teman-teman pembaca! Pernahkah kamu bertanya-tanya, berapa sih sebenarnya penghasilan seorang yang minta-minta? Mungkin banyak dari kita membayangkan mereka hidup serba kekurangan. Dan juga mengandalkan belas kasihan orang lain. Namun, apa jadinya jika realitasnya jauh berbeda dari bayangan kita? Sebuah kisah yang viral belakangan ini berhasil membuat banyak orang terkejut. Bahkan karyawan kantoran yang bekerja keras setiap harinya. Terlebih cerita ini mengungkap fakta yang bikin melongo. Tentunya yaitu pendapatannya ternyata bisa jauh lebih besar dari gaji bulanan seorang pekerja kantoran! Fenomena ini bukan lagi sekadar kasus langka. Namun melainkan potret ironi sosial yang menarik untuk kita bedah. Mari kita telusuri lebih dalam Kisah Pengemis yang di anggap remeh ini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang fantastis.

Mengenai ulasan tentang Kisah Pengemis berpenghasilan lebih besar dari gaji kantoran telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Pendapatannya Bisa Melebihi Gaji Pegawai Kantoran

Hal ini jauh lebih besar di bandingkan gaji pegawai kantoran. Dan juga sebuah fakta yang sering mengejutkan banyak orang ketika terungkap. Di kota-kota besar, terutama di titik-titik keramaian seperti perempatan jalan, pasar, dan tempat ibadah. Maka mereka mampu mengumpulkan uang dalam jumlah signifikan hanya dengan mengandalkan simpati orang yang lewat. Dalam sehari, ada yang bisa mendapatkan ratusan ribu rupiah. Bahkan hingga jutaan dalam momen tertentu. Tentunya seperti bulan Ramadan atau musim liburan. Ketika masyarakat lebih dermawan. Jika di hitung dalam sebulan, penghasilan mereka bisa menyaingi. Ataupun bahkan melampaui gaji bulanan karyawan kantoran yang masih mengikuti standar upah minimum. Berbeda dengan pekerja formal yang harus menempuh pendidikan, menjalani seleksi kerja. Kemudian juga dengan mematuhi jam kerja delapan jam sehari. Serta menerima gaji sudah di potong pajak serta iuran wajib. Dan justru memperoleh uang langsung tanpa potongan.

Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran Yang Bikin Melongo

Kemudian juga masih membahas Kisah Pengemis Berpenghasilan Lebih Besar Dari Gaji Kantoran Yang Bikin Melongo. Dan fakta lainnya adalah:

Strategi Lokasi Menentukan Besarnya Penghasilan

Salah satu faktor utama yang membuat penghasilan mereka bisa sangat tinggi adalah pemilihan lokasi. Dan layaknya seorang pedagang yang menaruh lapaknya di pusat keramaian. Tentunya untuk menarik banyak pembeli, mereka pun menggunakan strategi serupa dengan menempatkan diri di titik-titik yang ramai. Serta juga penuh lalu lintas manusia. Lokasi yang strategis menjadi kunci. Karena semakin banyak orang yang melintas, semakin besar pula peluang mereka menerima uang. Di kota besar, perempatan lampu merah merupakan tempat favorit karena mereka bisa mendekati pengendara yang berhenti sejenak. Terlebih waktu tunggu yang singkat membuat pengemudi cenderung lebih mudah memberi uang kecil tanpa banyak berpikir. Selain itu, area pasar tradisional, terminal, stasiun. Dan juga pusat perbelanjaan juga menjadi ladang subur bagi mereka.

Di tempat-tempat tersebut, arus manusia yang padat menimbulkan peluang besar mendapatkan recehan dalam jumlah banyak. Serta yang jika di kumpulkan nilainya bisa jauh melampaui gaji pegawai kantoran. Tidak hanya keramaian umum, lokasi religius seperti masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya juga sering di pilih. Rasa empati dan dorongan berbagi dari orang yang baru selesai beribadah biasanya lebih kuat. Sehingga tingkat pemberian menjadi lebih tinggi. Bahkan, momen-momen tertentu seperti bulan Ramadan atau hari besar keagamaan bisa meningkatkan penghasilan mereka. Dan juga bisa berkali lipat hanya karena mereka berada di lokasi dan waktu yang tepat. Pemilihan lokasi ini tidak jarang di sertai dengan “penguasaan wilayah”. Ada yang memiliki area tertentu dan enggan berbagi dengan pengemis lain. Karena mereka tahu bahwa nilai penghasilan sangat di tentukan oleh tempat mereka berada. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun sekilas terlihat sederhana, praktiknya mirip dengan dunia usaha.

Pengemis Ini Bikin Syok: Pendapatannya Kalahkan Upah Kantoran!

Selain itu, masih membahas Pengemis Ini Bikin Syok: Pendapatannya Kalahkan Upah Kantoran!. Dan fakta lainnya adalah:

Empati Dan Psikologi Sosial Jadi Faktor Penentu

Selain faktor lokasi yang strategis, besarnya penghasilan mereka juga sangat di tentukan oleh empati dan psikologi sosial masyarakat. Dan mereka mengandalkan kemampuan mereka untuk membangkitkan rasa iba, belas kasihan. Ataupun dengan dorongan moral dari orang yang di temui. Secara psikologis, manusia cenderung mudah tersentuh. Ketika melihat penderitaan orang lain. Apalagi jika penderitaan tersebut di tampilkan secara langsung di depan mata. Inilah yang di manfaatkan mereka untuk mendorong orang memberi uang. Meskipun hanya dalam jumlah kecil. Bentuk-bentuk pemicu empati biasanya tampak pada penampilan fisik dan perilaku. Pakaian lusuh, tubuh kotor, ekspresi wajah sedih. Ataupun bahkan membawa anak kecil menjadi bagian dari strategi yang memperkuat kesan kesulitan hidup. Ada pula pengemis yang berpura-pura cacat atau sakit untuk menambah daya tarik simpati. Semua itu bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari cara mereka memahami psikologi sosial.

Maka semakin besar penderitaan yang di tampilkan. Dan semakin besar pula kemungkinan orang merasa tergerak untuk membantu. Di sisi lain, norma sosial dan budaya juga berperan penting. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kedermawanan, seperti di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama. Dan di ajarkan untuk bersedekah, tindakan memberi kepada pengemis sering di anggap sebagai amal atau ibadah. Hal ini membuat banyak orang rela memberikan uang tanpa banyak pertimbangan, meskipun sebenarnya mereka tidak tahu kondisi sesungguhnya dari pengemis tersebut. Rasa bersalah atau takut di anggap pelit juga menjadi tekanan sosial yang membuat seseorang akhirnya mengulurkan tangan untuk memberi. Kombinasi dari empati individu dan tekanan norma sosial inilah yang menciptakan kondisi di mana pengemis bisa memperoleh pendapatan jauh lebih tinggi dari perkiraan. Masyarakat yang terus-menerus memberikan bantuan dengan motifnya.

Pengemis Ini Bikin Syok: Pendapatannya Kalahkan Upah Kantoran Dengan Berbagai Faktornya!

Selanjutnya juga masih membahas Pengemis Ini Bikin Syok: Pendapatannya Kalahkan Upah Kantoran Dengan Berbagai Faktornya!. Dan fakta lainnya adalah:

Tidak Ada Pajak Dan Biaya Operasional

Salah satu alasan mengapa pendapatan mereka bisa tampak lebih besar daripada gaji pegawai kantoran. Tentunya adalah karena penghasilan mereka tidak di kenakan pajak maupun potongan resmi. Serta hampir tidak memiliki biaya operasional. Pegawai kantoran, sekalipun gajinya sesuai standar upah minimum. kaRENA umumnya akan menerima jumlah yang sudah di potong berbagai kewajiban seperti pajak penghasilan (PPh 21). keMUDIAN iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Dan kadang potongan lain yang berkaitan dengan fasilitas perusahaan. Potongan-potongan ini bisa memangkas nominal gaji bersih yang di terima karyawan. Sehingga uang yang di bawa pulang lebih kecil dari gaji kotor yang tertera dalam slip. Selain itu, pegawai kantoran biasanya juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menunjang pekerjaan.

Biaya transportasi harian, makan siang di luar rumah. Terlebih  hingga keperluan pakaian kerja menjadi pengeluaran rutin yang secara tidak langsung mengurangi daya beli mereka. Semua hal ini membuat penghasilan bersih pegawai kantoran seringkali jauh lebih kecil. Jika daripada angka gaji resmi yang di tetapkan perusahaan. Berbeda dengan itu, seorang pengemis tidak di bebani oleh kewajiban pajak maupun biaya operasional semacam itu. Uang yang mereka dapatkan di berikan secara tunai dan langsung masuk ke kantong tanpa ada potongan. Bahkan, justru penampilan lusuh, pakaian robek. Ataupun tidak terurus sering di anggap sebagai “modal” untuk menimbulkan simpati. Sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berpakaian rapi atau menjaga citra. Dengan kata lain, semua penghasilan yang di peroleh mereka bisa di nikmati secara penuh tanpa ada potongan.

Jadi itu dia beberapa fakta mereka yang berpenghasilan lebih besar dari gaji kantoran dari Kisah Pengemis.

Exit mobile version